Obat Antibiotik Ampuh Di Musim Kemarau Dan Musim Penghujan
Mei 01, 2019
Edit
Antibiotik yang cocok digunakan untuk ayam laga aduan pada saat musim panas (kemarau) atau musim dingin (penghujan). Penggunaan antibiotik dicampur dengan pakan pada dasarnya boleh namun alangkah lebih baik jika aplikasi sesuai anjuran produsen obat. Dari hasil pantauanTechnical ServiceMedion tahun 2010, antibiotik yang beredar di lapangan penggunaannya diaplikasikan melalui air minum dan injeksi dengan persentase masing-masing 96 % dan 4 %.
Pencampuran antibiotik dengan pakan memiliki kelemahan yaitu kiss emotikon. Menurunkan potensi beberapa antibiotikAntibiotik golongan fluoroquinolon (Proxan-S,Coliquin, Doctril) dan golongan tetracycline (Doxyvet, Koleridin, Therapy, Doxytin) tidak boleh dikombinasikan dengan mineral. Di dalam pakan pasti terdapat kandungan bahan mineral seperti Ca2 , Mg2 maupun Al3.
Apabila di campur maka zat aktif antibiotik tersebut justru akan terikat oleh mineral yang terdapat dalam pakan sehingga dapat mengganggu proses penyerapan antibiotik di dalam saluran pencernaan. Dengan demikian, kerja antibiotik menjadi tidak optimal.
Lebih sukar homogenPencampuran antibiotik melalui pakan akan memerlukan waktu lebih ekstra agar obat tercampur secara homogen. Namun pencampuran obat melalui pakan belum tentu tercampur secara merata karena dosis obat terlalu kecil. Homogenisitas ini sangat diperlukan karena berpengaruh pada ketepatan dosis yang masuk dalam tubuh ayam.
Dosis yang tidak sesuai/ kurang menyebabkan pengobatan menjadi tidak optimal karena masih di bawah standar MIC (Minimum Inhibition Concentration) yaitu konsentrasi obat terendah untuk mampu menghambat/membunuh bakteri. Selain itu dapat menyebabkan terjadinya resistensiterhadap obat tersebut sehingga pada periode berikutnya kemungkinan besar bakteritidak mempan lagi.
Pemilihan antibiotik tidak tergantung pada musim, namun disesuaikan dengan jenis penyakit yang menyerang ayam. Berdasarkan pemantauanTechnical Servicedari tahun 2007-2010, baik pada musim penghujan atau musim kemarau, penyakit pencernaan dan pernapasan selalu muncul. Salah satunya CRD kompleks yang selalu menduduki 3 besar dari ranking penyakit. Dengan demikian, dalam memilih antibotik harus didasarkan pada ketepatan diagnosa agar hasil menjadi lebih optimal, bukan berdasarkan musim.
Dalam mengevaluasi terjadinya peningkatan kematian setelah pengobatan, perlu dilakukan beberapa evaluasi diantaranya kiss emotikon Tingkat keparahan penyakitKeparahan penyakit sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Pada kasus colibacillosis yang sudah parah yaitu terjadi perkejuan maka akan relatif sulit untuk disembuhkan dengan antibiotik apapun. Apabila perkejuan terjadi pada organ-organvital seperti paru-paru, maka kematian akan cenderung tinggi.
Ada tidaknya komplikasi penyakit Dalam kasus tersebut perlu dicermati ada tidaknya penyakit lain terutama penyakit yang disebabkan oleh virus. Bisa jadi, terjadinya peningkatan kematian tersebut lebihdisebabkan oleh penyakit lain selain CRD dan colibacillosis.
Ketepatan pemilihan antibiotikPemilihan antibiotik yang tidak tepat merupakan salah satu penyebab kegagalan pengobatan. Sebagai contoh, Pada kasus CRD kompleks, tidak disarankan memilih obat dari golongan penicilin. Hal ini dikarenakan antibiotika golongan penicillin bekerja pada dinding sel, sementara bakteriMycoplasma gallisepticumtidak memilikidinding sel. Dengan demikian, antibiotik akan bekerja mengatasi colibacillosis namun tidak untuk CRD.
Resistensi obat dimana bakteri sudah tidak mempan dibunuh/ dihambat dengan antibiotik tertentu. Resistensi dapat disebabkan karena antibiotik terlalu sering digunakan pada farm tersebut, dosis yang digunakan tidak sesuai anjuran (lebih rendah,red). Oleh karena itu lebih baik dilakukanrollingantibiotik.
Ketepatan dalam aplikasiKetepatan dalam aplikasi meliputi dosis, cara pemberian sertatimingnya. Apabila ayam sudah mengalami penurunan nafsu minum, maka obat injeksi dapat dijadikan sebagai pilihan. Pemberian obat secara oral (via air minum) perlu memperhatikan sifat farmakonetika antibiotik. Antibiotik yang telah dilarutkan di air minum hendaknya habis dikonsumsi dalam waktu 6-8 jam. Pola pemberian obat dilakukan 2x sehari yaitu pada pukul 06.00 - 12.00 dan dilanjutkan pada pukul 12.00 - 18.00. Pada malam hari dapat diberikan air putih biasa atau ditambah dengan vitamin. Lamanya waktu pemberian harus sesuai anjuran. Apabila dalam leaflet tertulis pemakaian selama 5 hari, maka harus tetap diberikan selama 5 hari berturut-turut meskipun pada hari ke-3 ayam sudah membaik.\
Pencampuran antibiotik dengan pakan memiliki kelemahan yaitu kiss emotikon. Menurunkan potensi beberapa antibiotikAntibiotik golongan fluoroquinolon (Proxan-S,Coliquin, Doctril) dan golongan tetracycline (Doxyvet, Koleridin, Therapy, Doxytin) tidak boleh dikombinasikan dengan mineral. Di dalam pakan pasti terdapat kandungan bahan mineral seperti Ca2 , Mg2 maupun Al3.
Apabila di campur maka zat aktif antibiotik tersebut justru akan terikat oleh mineral yang terdapat dalam pakan sehingga dapat mengganggu proses penyerapan antibiotik di dalam saluran pencernaan. Dengan demikian, kerja antibiotik menjadi tidak optimal.
Lebih sukar homogenPencampuran antibiotik melalui pakan akan memerlukan waktu lebih ekstra agar obat tercampur secara homogen. Namun pencampuran obat melalui pakan belum tentu tercampur secara merata karena dosis obat terlalu kecil. Homogenisitas ini sangat diperlukan karena berpengaruh pada ketepatan dosis yang masuk dalam tubuh ayam.
Dosis yang tidak sesuai/ kurang menyebabkan pengobatan menjadi tidak optimal karena masih di bawah standar MIC (Minimum Inhibition Concentration) yaitu konsentrasi obat terendah untuk mampu menghambat/membunuh bakteri. Selain itu dapat menyebabkan terjadinya resistensiterhadap obat tersebut sehingga pada periode berikutnya kemungkinan besar bakteritidak mempan lagi.
Pemilihan antibiotik tidak tergantung pada musim, namun disesuaikan dengan jenis penyakit yang menyerang ayam. Berdasarkan pemantauanTechnical Servicedari tahun 2007-2010, baik pada musim penghujan atau musim kemarau, penyakit pencernaan dan pernapasan selalu muncul. Salah satunya CRD kompleks yang selalu menduduki 3 besar dari ranking penyakit. Dengan demikian, dalam memilih antibotik harus didasarkan pada ketepatan diagnosa agar hasil menjadi lebih optimal, bukan berdasarkan musim.
Dalam mengevaluasi terjadinya peningkatan kematian setelah pengobatan, perlu dilakukan beberapa evaluasi diantaranya kiss emotikon Tingkat keparahan penyakitKeparahan penyakit sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Pada kasus colibacillosis yang sudah parah yaitu terjadi perkejuan maka akan relatif sulit untuk disembuhkan dengan antibiotik apapun. Apabila perkejuan terjadi pada organ-organvital seperti paru-paru, maka kematian akan cenderung tinggi.
Ada tidaknya komplikasi penyakit Dalam kasus tersebut perlu dicermati ada tidaknya penyakit lain terutama penyakit yang disebabkan oleh virus. Bisa jadi, terjadinya peningkatan kematian tersebut lebihdisebabkan oleh penyakit lain selain CRD dan colibacillosis.
Ketepatan pemilihan antibiotikPemilihan antibiotik yang tidak tepat merupakan salah satu penyebab kegagalan pengobatan. Sebagai contoh, Pada kasus CRD kompleks, tidak disarankan memilih obat dari golongan penicilin. Hal ini dikarenakan antibiotika golongan penicillin bekerja pada dinding sel, sementara bakteriMycoplasma gallisepticumtidak memilikidinding sel. Dengan demikian, antibiotik akan bekerja mengatasi colibacillosis namun tidak untuk CRD.
Resistensi obat dimana bakteri sudah tidak mempan dibunuh/ dihambat dengan antibiotik tertentu. Resistensi dapat disebabkan karena antibiotik terlalu sering digunakan pada farm tersebut, dosis yang digunakan tidak sesuai anjuran (lebih rendah,red). Oleh karena itu lebih baik dilakukanrollingantibiotik.
Ketepatan dalam aplikasiKetepatan dalam aplikasi meliputi dosis, cara pemberian sertatimingnya. Apabila ayam sudah mengalami penurunan nafsu minum, maka obat injeksi dapat dijadikan sebagai pilihan. Pemberian obat secara oral (via air minum) perlu memperhatikan sifat farmakonetika antibiotik. Antibiotik yang telah dilarutkan di air minum hendaknya habis dikonsumsi dalam waktu 6-8 jam. Pola pemberian obat dilakukan 2x sehari yaitu pada pukul 06.00 - 12.00 dan dilanjutkan pada pukul 12.00 - 18.00. Pada malam hari dapat diberikan air putih biasa atau ditambah dengan vitamin. Lamanya waktu pemberian harus sesuai anjuran. Apabila dalam leaflet tertulis pemakaian selama 5 hari, maka harus tetap diberikan selama 5 hari berturut-turut meskipun pada hari ke-3 ayam sudah membaik.\